Mengkaji Ulang Gambar-gambar Yang Dianggap sebagai Bukti Kebesaran Allah

Selasa, 17 Maret 2009

Melalui media internet (atau terkadang juga dalam bentuk selebaran cetak, dsb.) tak jarang kita menerima email yang berisi tentang 'Bukti-bukti kebesaran Allah atau Islam' atau 'Mukjizat Allah' atau sekedar link ke sebuah situs/blog yang memuat berita atau penjelasan tentang apa yang dianggap atau diklaim sebagai 'ayat-ayat (mukjizat) Allah yang nyata'. Biasanya, yang dapat dilihat dalam berita semacam itu adalah sesuatu yang terlihat mengejutkan: berupa gambar atau kejadian alam yang 'aneh' atau tidak biasa. Misalnya, adanya tulisan atau lafal Allah atau Muhammad atau kalimat / kata yang berhubungan dengan Islam pada benda-benda atau makhluk-makhluk di alam. Tetapi ada juga yang lebih dari itu.Contohnya di bawah ini.

Tetapi sebelum itu, coba kita renungkan:

  1. 1. Pernahkah kita mempertanyakan ke-shahihan atau kebenaran dari gambar2 semacam itu? Jangan-jangan cuma lukisan tuangan kreatifitas sang pelukisnya (kasus gambar pohon yang membentuk lafal laa ilaaha illallaah) atau manipulasi gambar (kasus di bawah).
  2. 2. Bagaimana jika ada bentukan2 di alam (yang kalau kita bayangkan dengan sedikit imajinasi) ternyata berbentuk salib atau wajah Yesus atau Bintang David atau lambang keagamaan atau sekte2 kepercayaan lain???
    Lihat >> contoh1 :: contoh2 :: contoh3
    Mereka kemudian juga bisa meng-klaim: inilah bukti kebenaran agama kami.
  3. 3. Sebenarnya perlukah kita 'membuktikan' kebenaran Allah atau Islam dengan cara seperti ini? Atau ia hanya akan menjadi bahan olok-olok dari orang di luar Islam?
Tulisan ini tidak bertujuan untuk mengecilkan kebesaran Allah atau membantah kebenaran Islam, tetapi untuk menunjukkan bahwa hal-hal yang diklaim sebagai bukti tersebut adalah sesuatu yang tidak pada tempatnya. Tulisan ini juga bertujuan untuk mengajak kaum muslimin agar berpikir lebih kritis dan tidak sekedar ikut-ikutan sehingga menjadi bahan olok-olokan kaum yang lain. Sesungguhnya berbagai bukti ilmiah, benar-benar hasil penemuan ilmu dan teknologi manusia mutakhir, telah menunjukkan kebenaran dari ayat-ayat qauliyah atau wahyu Allah dalam Al Qur'an.

Bukit 'Budha'

Dengan sedikit imaginasi dan kemampuan olah foto, jadilah 'Kepala Sang Budha' menjadi 'bukti' kebesaran Allah
Gambar semacam ini (kolom sebelah kiri, di bawah) sudah sejak lama beredar di internet melalui berbagai mailing list tempat berdiskusi kaum muslimin. Dan gambar ini (beserta beberapa yang lain) dijadikan sebagai 'bukti' kebesaran Allah.
Mm... lagian apa hubungannya 'Sang Budha' dengan kebesaran Allah atau kebenaran Islam???
Gambar dan keterangan gambar yang beredar
Gambar yang diklaim sebagai bukti kebesaran Allah. Sebuah bukit yang ketika diputar 90 derajat menampilkan wajah manusia - Sang Budha!
Gambar dan keterangan gambar dari saya
Gambar asli adalah sebuah bukit di obyek wisata Machu Pichu, Peru. Gambar telah dimanipulasi untuk lebih menunjukkan kemiripan dengan wajah manusia. Dalam hal ini Sang Budha
Perhatikan, bagaimana 'orang yang memanipulasi' gambar di sebelah kiri, menambahkan bentukan mata dan mulut. Lihat pula bagaimana sisi kiri dari bukit utama 'dipendekkan' untuk memberi kesan bentukan 'hidung'.

Tentunya tidak layak kita memakai sesuatu yang dipalsukan sebagai bukti kebesaran Allah.


Aurora melafalkan kata Allah

Ketika orang lain tidak melihat seperti yang Anda bayangkan.
Gambar semacam ini (kolom sebelah kiri, di bawah), tentang ditemukannya lafal 'Allah' atau 'Muhammad' pada berbagai benda, binatang, atau kejadian adalah sebuah contoh dari fenomena psikologis yang disebut: PAREIDOLIA (Silakan klik untuk lihat fenomena "mirip-miripan" lainnya, termasuk yang mirip Yesus, atau Bunda Maria, lihat juga berbagai link rujukan di dalamnya). Ia adalah: "Obsesi benak kita untuk menemukan pola (gambar bermakna tertentu) dalam sesuatu yang sebenarnya samar, acak atau bisa memiliki aneka makna (ambiguous), dari bentukan awan hingga guratan kayu".

Jadi, bolehkan jika saya melihat 'gambar' lain pada foto aurora (cahaya kutub) di bawah ini???

Aurora sendiri sebenarnya adalah bukti kebesaran dan nikmat Allah kepada kita manusia. Tanpa ia membentuk tulisan Allah atau bentuk-bentuk yang lain, ia menunjukkan bagaimana Allah melindungi kita dari bahaya yang datang dari luar angkasa. Partikel-partikel kosmik yang datang dari matahari akan dibelokkan oleh medan magnet bumi di daerah yang disebut sebagai sabuk Van Allen. Partikel-partikel ini dibelokkan ke arah kutub di mana terjadi tumbukan dengan partikel-partikel di dalam atmosfer dan menimbulkan fenomena cahaya bernama aurora tersebut. Tanpa adanya atmosfer, medan magnet bumi dan sabuk Van Alen ini, radiasi berbahaya dari matahari akan langsung mengenai permukaan bumi dan manusia. Sungguh maha besar Allah dengan segala ciptaan-Nya.

Gambar dan keterangan gambar yang beredar
Lafal Allah oleh Aurora di Langit. Gambar yang diklaim sebagai bukti kebesaran Allah.!
Gambar dan keterangan gambar dari saya
Wajah setan di langit. Gambar Aurora ini sebenarnya bisa dilihat dengan sudut pandang lain untuk menghasilkan lafal atau gambar imajinasi lain, dalam hal ini wajah setan!

Banyak kejadian alamiah seperti ini, yang kemudian 'dipaksakan' untuk dilihat sebagai lafal allah, muhammad, dan semacamnya. (Gambar di atas adalah satu contoh ekstrem, bagaimana pemaksaan tersebut terjadi.) Lebih jauh lagi, gambar semacam itu kemudian diberi embel-embel 'mukjizat allah'. Banyak yang kemudian percaya bahwa allah sengaja menuliskan lafal-lafal tersebut kepada kita untuk menunjukkan keberadaan-Nya atau kekuasaan-Nya.

Pada gambar atau foto lain, mungkin lafal-lafal tersebut lebih nyata. Tetapi apakah hal itu mempunyai arti khusus? Jika kita sengaja mencari-cari tulisan Allah, Muhammad dan semacamnya pada berbagai hal di alam, kita akan menemukan banyak sekali.

Hal serupa juga dilakukan oleh sebagian pemeluk agama lain ketika, misalnya, ada sesuatu yang dilihat sebagai gambar salib, yesus atau bunda maria. Apakah dengan demikian, Allah juga menunjukkan kepada mereka, bahwa agama merekalah yang benar?


Ketika Langit berwarna Merah Mawar - Tafsir Surat Ar Rahman (55) ayat 37

Mengomentari lagi tentang foto2 kebesaran Allah.
Sepertinya kita mesti hati-hati untuk menafsirkan kebenaran ayat al Quran dengan penemuan/data ilmiah. Takut salah...

Gambar yang diklaim sebagai bukti kebesaran Allah, bukti kebenaran tafsir surat Ar-rahman

Ini gambar yang dijadikan rujukan sebagai tafsir dari salah satu ayat dari surat Ar-Rahman:
Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak.
Dikatakan bahwa gambar ini, yang merupakan hasil tangkapan dari Teleskop ruang angkasa Hubble, menunjukkan bahwa jika nanti bintang meledak, maka hasilnya adalah warna merah seperti mawar. Bahkan dalam beberapa email yang beredar, dinyatakan bahwa seharusnya gambar ini, - sebuah nebula -, seharusnya dinamai 'Oily Red Rose Nebula' (Nebula Mawar Merah yang Berkilap), agar sesuai dengan arti ayat di atas.

Nebula Mawar Merah itu sebenarnya lebih berwarna hijau seperti mata kucing, sehingga para astronomer menamainya Cat's Eye Nebula

Ini gambar yang sama dengan skema warna yang lain. Warna ini lebih mendekati warna kalau dilihat dengan mata. Astronomer memberi nama benda angkasa ini Cat's Eye Nebula (Nebula Mata Kucing), karena memang warnanya yang hijau dan bentuknya yang bulat seperti mata kucing.

Nah, jadi gimana nih? Merah atau Hijau, warnanya???

Gambar nebula Mata Kucing dalam skema warna lain. Dalam hal ini lebih biru untuk menunjukkan pendaran atom oksigen

Astronomer biasanya "mewarnai" hasil "tangkapan" mereka dengan warna-warna yang bermakna khusus untuk menganalisa komposisi atau struktur dari benda angkasa. Misalnya, pada gambar ini, biru adalah warna untuk pendaran atom Oksigen.

Cukuplah, menurut saya, gambar ini membuktikan kebesaran Allah, dalam artian bahwa bintang-bintang nantinya akan dihancurkan. Matahari kita juga akan menemui ajalnya kelak. Mungkin dengan ledakan hebat seperti Nebula di atas. Ledakannya, boleh jadi akan melumat bumi dan isinya. Dan hal tersebut merupakan perkara kecil dan mudah bagi Allah. Tetapi tentunya, bukan bukti atas tafsir ayat 37 surat Ar Rahman tersebut.

Ketika Bulan Terbelah - Tafsir Surat Al Qomar (54) ayat 1

Ada sebuah ayat di dalam al Qur'an yang menyatakan bahwa bulan [pernah/akan] terbelah ketika jaman telah mendekati kiamat. Sengaja kata pernah dan akan saya beri kurung karena ada beberapa penafsiran tentang ayat ini. Selengkapnya arti ayat tersebut adalah sebagai berikut:

Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.

Dalam catatan kaki dari terjemahan al Qur'an Departemen Agama RI, ditulis: Yang dimaksud dengan saat di sini ialah terjadinya hari kiamat atau saat kehancuran kaum musyrikin, dan "terbelahnya bulan" ialah suatu mukjizat Nabi Muhammad SAW.

Memang ada hadits yang meriwayatkan peristiwa terbelahnya bulan di masa Nabi ini. Hal ini terjadi ketika kaum musyrikin 'menantang' Nabi untuk menunjukkan bukti kenabiannya dengan meminta membelah bulan. Keshahihan riwayat hadits ini saya tidak terlalu ketahui.

Bukti bulan pernah terbelah - Gambar ngarai di permukaan bulan

Sejak cukup lama, telah beredar melalui internet sebuah gambar permukaan bulan yang diklaim sebagai bukti pernah terbelahnya bulan sekaligus bukti 'kebenaran' ayat di atas. Gambar aslinya dapat dilihat pada situs Badan Antariksa Amerika (NASA).> Lihat

Di sana terlihat sebuah ngarai (semacam kanal kering) besar yang lurus membentang, dan mengesankan sebuah bekas patahan atau belahan yang tersambung kembali. Tetapi, jika kita bersedia membaca lebih jauh keterangan dari NASA mengenai gambar tersebut, orang akan berpikir ulang untuk menyatakan bahwa ngarai tersebut merupakan bekas terbelahnya bulan.

Beberapa fakta tentang bentukan alam di bulan tersebut:

  1. 1. Ilmuwan menyebutnya sebagai RILLE. Meskipun ada banyak spekulasi tentang asal muasal kejadiannya, tetapi pendapat terkuat menyatakan bahwa ia merupakan bekas kanal atau saluran lava yang keluar dari perut bulan di masa lampau. Khusus yang berbentuk lurus, diduga merupakan patahan tanah yang turun di antara 2 sesar (> Lihat) kerak bulan yang sejajar.
  2. 2. RILLE mempunyai berbagai macam bentuk. Lurus dan panjang seperti gambar di atas adalah salah satunya. Sisanya ada yang seperti aliran sungai sebagaimana di bumi (> Lihat). Mereka ditemukan di hampir semua titik di permukaan bulan.
  3. 3. RILLE tidaklah sepanjang yang diperkirakan. Meskipun ada yang mencapai ratusan kilometer, tetapi tidak ditemukan RILLE yang mengelilingi seluruh permukaan bulan. Kalau bulan pernah terbelah dua dan RILLE tersebut adalah bukti bekas belahannya, tentunya kita bisa harapkan bahwa RILLE tersebut membentuk garis yang mengelilingi bulan.

Jadi, tidak tepat menjadikan gambar di atas sebagai bukti bahwa bulan pernah terbelah.

Bagi kita, yang mengimani Allah, ayat tersebut harus dipercayai. Allah Maha Kuasa untuk membelah bulan. Dan Ia pun kuasa untuk menyatukannya kembali, dengan atau tanpa bekas. Semuanya mudah bagi Allah.

Misteri Batu Melayang, Batu Isra' Mi'raj Nabi Muhammad

Batu Terbang, batu isra' mi'raj, batu melayang, batu gantung, atau batu ajaib yang ternyata palsu dan merupakan hasil manipulasi atau rekayasa gambar

Ada yang menyebutnya sebagai batu terbang atau batu gantung. Ada yang menyebutkan sebagai batu pijakan Nabi Muhammad saat akan mi'raj ke langit. Sang batu ingin ikut terbang ke langit, tetapi dilarang oleh nabi, sehingga berhenti dalam posisi melayang hingga sekarang.

Banyak yang percaya begitu saja gambar dan cerita tersebut. Tetapi tak sedikit juga yang bertanya-tanya. Apakah batu tersebut benar-benar ada? Benarkah itu foto asli?

Setelah beberapa lama mencari-cari kebenaran cerita dan foto tersebut, akhirnya ada kejelasan yang diperoleh dari forum diskusi berbahasa arab. Ternyata foto batu ini sudah tersebar jauh dan juga menimbulkan 'kehebohan' di antara mereka. Jika dalam versi indonesia, embel-embel ceritanya adalah tentang kisah isra' mi'raj di atas, maka dalam forum berbahasa arab itu cerita pengiringnya berbeda. Tidak mengenai isra mi'raj. Di situ diceritakan bahwa batu ini berasal dari wilayah Al Ahsa (bukan Al Aqsa), di bagian timur Arab Saudi, di sebuah desa bernama Al Tuwaitsir. Sang batu, konon ceritanya, tiba-tiba melayang setinggi sekitar 10 cm di suatu hari di bulan April, tanpa sebab yang jelas.

Seorang anggota forum tersebut menanggapi dengan menyatakan bahwa ia hidup di wilayah tersebut dan tidak pernah melihat ada batu yang terbang melayang. Ia pun kemudian memberikan foto-foto batu yang dimaksud. Dan ternyata, memang batu tersebut ada, namun mempunyai penyangga di bawahnya. Foto asli batu tersebut menunjukkan bahwa memang batu tersebut cukup unik. Dan dengan mengambil sudut pemotretan yang tepat, dilanjutkan dengan manipulasi hasil pemotretan dengan photoshop atau program pengolah gambar lainnya, orang dengan mudah menghilangkan penyangga tersebut untuk memberi kesan sebagai batu yang melayang di udara.

Berikut adalah foto-foto batu asli dari berbagai sudut pengambilan gambar:

Foto asli dari batu yang disebut sebagai batu terbang atau batu melayang. Ternyata batu tersebut mempunyai penyangga di bawahnya.Foto asli dari batu yang disebut sebagai batu terbang atau batu melayang. Ternyata batu tersebut mempunyai penyangga di bawahnya.Foto asli dari batu yang disebut sebagai batu terbang atau batu melayang. Ternyata batu tersebut mempunyai penyangga di bawahnya.

Foto asli dari batu yang menjadi pijakan Nabi Muhammad saat ber-Isra' Mi'raj.Bagaimana dengan batu yang merupakan pijakan Nabi saat ber-isra'mi'raj? Di samping ini adalah gambar batu tersebut. Ia berada di Yerusalem, Palestina di wilayah Masjid al Aqsha. Batu inilah yang dilindungi dengan bangunan yang kita kenal sebagai simbol Palestina, yaitu Masjid berkubah Emas, Dome of the Rock, atau Qubah al Shakhra atau masjid Kubah Batu. Apakah batu ini melayang? Wallahua'lam, sepertinya tidak.

Jadi, semoga kita tidak terburu-buru percaya dengan cerita-cerita heboh, ajaib, yang diembel-embeli dengan kisah-kisah islami atau dihubungkan dengan kekuasaan Allah.

Jangankan cuma batu sebesar itu, Allah pun berkuasa untuk mengangkat bukit Thursina ketika mengambil sumpah kepada kaum Yahudi. Tetapi, kalau memang batu tersebut tidak melayang, tidak terbang, dan ternyata merupakan hasil manipulasi foto belaka, apakah kita akan tetap menyebarkan foto-foto tersebut? Apalagi kisah sang batu yang ingin ikut Nabi ke langit tersebut juga tidak jelas sumbernya.

Semoga halaman ini bermanfaat untuk kebenaran.

Sumber Artikel : http://al-habib.tripod.com/bantahan/


0 komentar:

Posting Komentar