SEDERHANA DAN KOMPLEKS

Rabu, 30 September 2009

Kapan suatu hal disebut sederhana? Dan kapan suatu hal disebut kompleks? Apa yang menjadi kriteria utama dalam membedakan keduanya? Apa yang merupakan elemen paling sederhana di dunia ini? Menurut nenek moyang kita, hanya ada empat unsur atau elemen yang paling sederhana dan menjadi dasar yang menyusun dunia kita. Keempat elemen itu adalah Udara (Air), Api (Fire), Air (Water), dan Tanah (Earth). Inilah The Four Basic Elements of The World. Bahkan sampai saat ini pun kita masih menganggap bahwa keempatnya merupakan elemen-elemen terpenting yang menyusun bumi ini.

Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya ilmu pengetahuan, manusia mulai menemukan bahwa keempat elemen dasar tersebut ternyata bukan merupakan elemen yang paling mendasar. Dan semua elemen dasar tersebut masih tersusun lagi dari bagian-bagian kecil yang tidak dapat dilihat mata telanjang. Partikel-partikel kecil penyusun semua elemen di dunia ini kemudian disebut atom. Sejak ditemukannya, manusia meyakini bahwa atom merupakan elemen fundamental. Ini berarti bahwa tidak ada yang lebih kecil dan lebih sederhana dari atom. Sampai tahun 1900-an, manusia masih meyakini bahwa atom adalah bola-bola kecil tunggal yang tidak tersusun dari partikel-partikel lain yang lebih kecil.

Menurut teori Model Standar, dunia atau alam semesta ini tersusun dari kuark dan lepton. Ada enam macam kuark, yaitu kuark up (disingkat u), down (d), strange (s), charm ©, beauty (b) dan top (t). Ada juga enam macam lepton, yaitu elektron (e), muon ( μ), tau (τ), neutrino-elektron (νe), neutrino-muon (νμ) dan neutrino-tau ( ντ). Masing-masing lepton dan kuark memiliki antipartikel yang memiliki massa yang sama dengan partikelnya, tetapi memiliki muatan listrik yang berlawanan.

Apa yang merupakan sistem paling kompleks di dunia ini? Mungkin satu hal yang sampai sekarang masih belum bisa dimengerti manusia: otak manusia. Otak manusia merupakan komputer tercanggih yang tidak mungkin bisa ditandingi oleh komputer mana pun yang dibuat oleh manusia. Mungkin selama ini kita jarang memperhatikan betapa kompleksnya otak yang menjadi penentu setiap gerak-gerik dan tindakan kita ini.

Seluruh sistem kompleks yang terjadi dalam tubuh manusia ini tenyata menghasilkan berbagai hal yang selalu kita lihat sebagai hal-hal yang sangat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Konsep ini merupakan Teori Kompleksitas yang merupakan kebalikan dari konsep Chaos. Kalau dalam konsep Chaos semua yang kecil dan sederhana dapat menghasilkan sesuatu yang kompleks, dalam Teori Kompleksitas sistem yang kompleks dapat memunculkan (emerge) sesuatu yang sederhana.

Teori Kompleksitas ini sangat banyak ditemui di sekitar kita, tidak hanya dalam sistem tubuh kita saja, seperti juga Chaos Theory. Burung-burung yang terbang di udara dengan bebasnya sering kita anggap begitu sederhana. Padahal burung-burung itu bisa terbang dengan memanfaatkan banyak aturan-aturan (hukum-hukum) fisika yang kompleks. Begitu kompleksnya sehingga sampai sekarang pun manusia tetap tidak bisa menandingi kemampuan terbang burungburung dan binatang-binatang udara lainnya itu. Manusia hanya bisa meniru sebagian konsep yang digunakan burung untuk terbang.

Begitulah Teori Chaos dan Teori Kompleksitas berjalan berdampingan. Sistem yang sederhana dapat melahirkan sistem yang kompleks, dan sistem yang kompleks dapat menampilkan sesuatu yang sangat sederhana. (Yohanes Surya/rmb)

0 komentar:

Posting Komentar